Pengolah buah Del Monte telah meluncurkan pabrik pupuk yang akan mengubah residu nanas perusahaannya menjadi pupuk hayati.
Pupuk hayati adalah zat yang mengandung mikroorganisme hidup yang ditambahkan petani ke dalam tanah untuk meningkatkan kesuburan dan mendorong pertumbuhan tanaman.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan tersebut mengatakan pabrik tersebut akan menggunakan residu dari pabrik pengalengan nanasnya untuk membuat empat jenis pupuk hayati yang berbeda untuk digunakan dan pada akhirnya dijual ke petani lain di Afrika Timur.
Pabrik baru tersebut, yang terletak di dekat perkebunan nanas milik perusahaan, saat ini sedang menjalankan uji coba dan akan beroperasi penuh pada bulan Juni, kata perusahaan tersebut.
“Sebagai eksportir terbesar produk Kenya, kami bangga berkontribusi terhadap kemajuan praktik berkelanjutan melalui inisiatif seperti pabrik pupuk hayati,” kata Wayne Cook, penjabat wakil direktur pelaksana Del Monte Kenya.
Menurut para peneliti, pupuk hayati berpotensi memberikan alternatif yang lebih murah bagi petani kecil di Kenya dibandingkan pupuk kimia yang harganya tetap tinggi.
Pemerintahan Presiden William Ruto telah mensubsidi harga pupuk agar lebih terjangkau bagi petani. Melalui subsidi ini, petani yang terdaftar membayar Sh2.500 untuk satu karung pupuk seberat 50 kilogram. Harga pasarnya mencapai Sh6.500.
Masukan tersebut menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi pangan di tengah memburuknya kualitas tanah di banyak zona penghasil pangan utama di negara ini.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh perusahaan penelitian pertanian global Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR), sekitar 45 persen pupuk yang dijual di Kenya digunakan untuk menanam jagung, yang merupakan produk pangan utama negara tersebut.
Selanjutnya, 16 persennya digunakan untuk menanam teh, yang merupakan tanaman komersial terbesar di Kenya, diikuti oleh tebu (13 persen), kacang-kacangan (tujuh persen), gandum (lima persen) dan bunga (tiga persen).