Home Berita Dalam Negeri Indonesia Mengupayakan Campuran Biodiesel yang Lebih Besar untuk Mengurangi Penggunaan Bahan Bakar...

Indonesia Mengupayakan Campuran Biodiesel yang Lebih Besar untuk Mengurangi Penggunaan Bahan Bakar Fosil

31


Tautan Jalur Breadcrumb

Bisnis PMN

Indonesia sedang berupaya untuk memadukan lebih banyak minyak sawit dengan solar untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan target ambisius tersebut meningkatkan risiko pengetatan pasokan minyak tropis.

Seorang petugas mengisi bahan bakar jerigen dengan solar di SPBU PT Pertamina di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Indonesia, pada Rabu, 17 Januari 2024. Indonesia menuju pemilu bulan depan. Pemimpin berikutnya akan menggantikan Jokowi setelah hampir satu dekade berkuasa. Fotografer: Dimas Ardian/BloombergSeorang petugas mengisi bahan bakar jerigen dengan solar di SPBU PT Pertamina di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Indonesia, pada Rabu, 17 Januari 2024. Indonesia menuju pemilu bulan depan. Pemimpin berikutnya akan menggantikan Jokowi setelah hampir satu dekade berkuasa. Fotografer: Dimas Ardian/Bloomberg Foto oleh Dimas Ardian /Bloomberg

Konten artikel

(Bloomberg) — Indonesia berupaya untuk memadukan lebih banyak minyak sawit dengan solar untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dengan target ambisius tersebut meningkatkan risiko pengetatan pasokan minyak tropis.

Negara ini ingin meningkatkan campuran biofuel berbasis kelapa sawit dan solar hingga 50%, menurut Kementerian Pertanian. Campuran yang ada saat ini adalah 35% – dikenal sebagai B35 – dan Indonesia berencana untuk memperluasnya menjadi B40 tahun depan, dengan syarat uji coba pada kereta api, kapal, serta mesin pertambangan dan pertanian telah selesai pada bulan Desember.

Iklan 2

Konten artikel

Produsen minyak sawit terbesar ini berencana melakukan studi ekonomi dan teknis, melakukan uji coba jalan dan mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu. Langkah tersebut juga akan membantu negara Asia Tenggara tersebut mengurangi defisit perdagangan dan meningkatkan pendapatan petani, tambahnya.

Rencana bahan bakar ramah lingkungan di Indonesia meningkatkan risiko kekurangan minyak sawit dan dapat meningkatkan harga, sehingga merugikan negara-negara seperti India, yang mengimpor sekitar 60% kebutuhan minyak nabatinya. Ekspor minyak sawit dari Indonesia turun sekitar 3% menjadi 32,2 juta ton pada tahun 2023. Konsumsi dalam negeri berjumlah 23,2 juta ton, sementara 10,7 juta ton digunakan untuk memproduksi biofuel. Produksi terlihat stagnan tahun ini karena penuaan pohon dan kondisi cuaca buruk.

Kementerian Pertanian mengatakan pihaknya akan berupaya mengamankan minyak sawit untuk bahan bakar hayati tanpa mengganggu penggunaannya dalam pangan, industri lokal, dan ekspor. Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk mengembangkan lahan “terdegradasi” untuk budidaya kelapa sawit khusus untuk sektor energi, katanya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Iklan 3

Konten artikel

Negara ini perlu meningkatkan kapasitas produksi biofuel dan meningkatkan teknologi untuk mencapai kualitas bahan bakar yang diharapkan, Andi Nur Alamsyah, ketua Kelompok Kerja B50, mengatakan dalam pernyataannya. Indonesia juga akan menyesuaikan insentif penggunaan biodiesel dan mengubah beberapa peraturan sebelum menerapkan program B50.

Program pencampuran biofuel yang lebih tinggi menimbulkan tantangan bagi para pembuat mobil karena mesin kendaraan perlu dimodifikasi agar dapat menggunakan bahan bakar campuran, sehingga meningkatkan biaya bagi produsen. Beberapa negara berjalan lambat dalam inisiatif bahan bakar ramah lingkungan. India, yang mengimpor hampir 90% kebutuhan minyaknya, saat ini mencampurkan sekitar 16% etanol dengan bensin, dan menargetkan untuk meningkatkan rasio tersebut menjadi 20% pada tahun 2026.

Indonesia masih tertinggal dalam mencapai targetnya, namun kebijakan biofuel negara ini lebih kuat dibandingkan negara-negara seperti Brasil, yang berupaya meningkatkan campuran etanolnya menjadi 30% dari 27,5%.

Konten artikel

Bagikan artikel ini di jejaring sosial Anda