Home Berita Dalam Negeri Laba bersih Equity Group naik seperempat di Q1 menjadi Sh15 miliar

Laba bersih Equity Group naik seperempat di Q1 menjadi Sh15 miliar

28



Equity Group Holdings telah membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 25,1 persen untuk tiga bulan pertama hingga Maret menjadi Sh15,3 miliar dari Sh12,3 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan laba ini disebabkan oleh pendapatan yang lebih tinggi pada periode dimana bank meningkatkan pendapatan bunga dan pendapatan non-dana.

Total pendapatan operasional naik menjadi Sh50 miliar pada periode tersebut dari Sh40 miliar karena pendapatan bunga naik paling cepat sebesar 32,7 persen menjadi Sh43 miliar.

Pertumbuhan pendapatan bunga sebagian disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari pinjaman dan uang muka pelanggan, yang mencapai Sh27,3 miliar dari Sh20. 7 miliar sebelumnya.

Equity Group juga meningkatkan pendapatan non-dana sebesar 21,3 persen menjadi Sh22,2 miliar dari Sh18. 3 miliar sebagian besar disebabkan oleh tingginya biaya dan komisi, yang mengimbangi penurunan pendapatan perdagangan valuta asing.

Total biaya operasional bank meningkat sebesar 28,1 persen pada periode tersebut menjadi Sh29,6 miliar dari Sh23,1 miliar karena biaya pencadangan pinjaman melonjak sebesar 76,4 persen menjadi Sh6 miliar dari Sh3,4 miliar.

Biaya pencadangan yang lebih tinggi ini terjadi di tengah kenaikan sebesar 50 persen pada kredit bermasalah bruto menjadi Sh120,4 miliar dari Sh80,2 miliar.

Basis aset Grup Ekuitas telah meningkat menjadi Sh1,685 triliun pada akhir kuartal dengan pinjaman bersih dan uang muka kepada pelanggan meningkat sebesar 14 persen menjadi Sh1,195 triliun.

Sementara itu simpanan nasabah bank tersebut telah tumbuh sebesar 11,2 persen menjadi Sh1,236 triliun.

CEO Equity Group James Mwangi mengaitkan kinerja tersebut dengan kelanjutan pelaksanaan strategi yang mencakup diversifikasi bisnis dan ekspansi regional.

“Angka-angka tersebut berbicara sendiri. Ini adalah pemulihan yang sangat kuat bagi kelompok ini selama tujuh tahun terakhir di tengah berbagai guncangan termasuk pembatasan suku bunga, pandemi, dan risiko geopolitik,” katanya.