Home Berita Dalam Negeri Minyak Mendekati Level Tertingginya dalam Dua Bulan karena Risiko Badai dan Penurunan...

Minyak Mendekati Level Tertingginya dalam Dua Bulan karena Risiko Badai dan Penurunan Persediaan AS

26


Konten artikel

(Bloomberg) — Minyak diperdagangkan mendekati level tertingginya dalam dua bulan karena Badai Beryl menandakan potensi musim badai yang lebih buruk, sementara menyusutnya stok minyak mentah AS mengisyaratkan peningkatan permintaan.

Minyak mentah Brent diperdagangkan di atas $87 per barel dan West Texas Intermediate berada di sekitar $84, dengan kedua patokan tersebut menuju kenaikan mingguan keempat. Risiko Badai Beryl terhadap produksi di Teluk Meksiko telah berkurang, namun kemunculan awalnya menyoroti kekhawatiran akan musim yang “sangat dahsyat”. Sementara itu, penurunan stok terbesar di AS dalam hampir satu tahun menandakan pengetatan pasokan.

Konten artikel

Harga minyak mentah telah bergerak naik secara perlahan dan stabil sejak awal bulan Juni sebagian karena prospek permintaan yang positif selama musim panas di belahan bumi utara, dengan rentang waktu yang bullish dan terbelakang menandakan konsumsi jangka pendek yang sehat. Tanda-tanda melemahnya permintaan di Asia telah melemahkan optimisme tersebut, dan menyebabkan Saudi Aramco memangkas harga minyak mentahnya ke wilayah tersebut untuk bulan kedua.

Pedagang akan mengamati data ketenagakerjaan AS pada hari Jumat, yang mungkin menginformasikan prospek kebijakan moneter. Hal ini juga akan berdampak pada dolar, yang telah melemah minggu ini sehingga membuat harga komoditas dalam mata uang tersebut lebih murah bagi investor internasional.

Risiko geopolitik juga penting, termasuk pemilu di Prancis dan kekhawatiran atas kinerja Presiden AS Joe Biden dalam debatnya dengan Donald Trump. Situasi di Timur Tengah juga masih bergejolak, dengan tanda-tanda kemajuan dalam perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel, namun konflik dengan Hizbullah yang didukung Iran semakin memburuk.

Untuk mendapatkan buletin Energy Daily Bloomberg ke kotak masuk Anda, klik di sini.

Bagikan artikel ini di jejaring sosial Anda